Pernahkah anda melihat
seseorang yang sedang mengalami kesurupan? Dalam pandangan masyarakat awam,
kesurupan disebabkan oleh masuknya roh jahat atau makhluk halus dan mengambil
alih kendali tubuh seseorang. Padahal, fenomena kesurupan ini dapat dijelaskan
secara medis atau secara ilmiah. Pada kesempatan kali ini, kami akan
menjelaskan mengenai fenomena kesurupan menurut pandangan medis dan cara
menangani orang yang kesurupan berdasarkan metode penanganan medis.
Kesurupan dimata medis
disebut dengan Posession Trance Disorder. Trance and Posession Disorder
merupakan kategori diagnostic baru dalam diagnostic and statistical manual of
mental disorder-IV (DSM-IV). DSM sendiri merupakan standar klasifikasi gangguan
mental yang digunakan oleh para professional kesehatan mental di Amerika
Serikat. Dalam DSM-IV, possession trance disorder termasuk kategori
disossiative disorder atau gangguan disosiatif. Gangguan disosiatif adalah hilangnya
sebagian atau seluruh integrasi antara kenangan masa lalu, kesadaran identitas,
dan sesnsasi serta kontrol dari gerakan tubuh. Ini berarti bahwa possession
trance disorder dapat diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk dari ganggual
mental terkait perubahan identitas diri.
Ketika tubuh seseorang kehilangan identitasnya, tentu ia tidak menjadi
diri sendiri dan berlaku seperti orang lain. Sehingga, saat seseorang mengalami
possession trance disorder, orang tersebut bertingkah aneh, membicarakan hal
yang tidak biasa, dan dengan nada berbeda. Seringkali, orang yang mengalami
kesurupan tidak dapat mengingat tentang hal yang terjadi selama ia mengalami
kesurupan.
Saat seseorang sedang diambil alih kepemilikan identitasnya, orang
tersebut biasanya mengalami beebrapa tanda, seperti :
- Kehilangan kontrol atas tindakannya.
- Perubahan perilaku atau bertindak berbeda.
- Kehilangan kesadaran lingkungan.
- Perubahan nada suara.
- Perhatiannya berkeliaran.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Kehilangan kesadaran waktu.
- Kehilangan memori atau ingatan.
- Penampilan tubuhnya berubah.
Dalam keadaan kesurupan, korban melakukan gerakan - gerakan yang
terjadi secara otomatis, tidak ada beban mental, dan tercetus secara bebas.
Ada
tiga stadium yang dialami oleh seseorang yang mengalami possession trance
disorder, yaitu :
- Irridation : Subyek tetap menyadari dirinya tetapi ada perubahan yang dirasakan pada tubuhnya.
- Being inside : Subjek berada dalam dua keadaan yang berbeda, namun ada sebagian hal yang dialaminya disadari olehnya.
- Stadium incorporation : Subyek sepenuhnya dikuasai oleh yang memasukinya dan semua keadaan yang dialaminya tidak diingatnya.
Kemampuan yang perlu ditingkatkan kepada orang - orang yang mengalami
possession trance disorder adalah mengajar dan melatih mereka untuk mengelola
stress dan konflik secara baik dan benar.
Berikut ini merupakan beberapa tips
untuk menangani orang yang mengalami possession trance disorder, yaitu :
- Jika subyek melotot, maka elektrolit pada air garam dapat membantu matanya untuk segera menutup, atau jika mata subyek dalam keadaan terpejam, maka ia akan segera membuka matanya. Cipratkan air garam pada wajahnya, jika tidak ada air garam, bisa diganti dengan air kelapa.
- Jika tangan subyek mengepal, bukalah perlahan. Tidak seorangpun dapat merasakan rileks saat mengepalkan tangan kecuali orang yang sedang marah atau emosinya sedang meledak.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: